Kamis, 12 Januari 2012

M. Hutasuhut ,Ibukota Tapsel Idealnya Batang Toru

BATANGTORU - Ribut-ribut mengenai kota yang ideal menjadi ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut, ternyata muncul pendapat yang berkelayakan untuk dipertimbangkan. Nyonya M. Hutasuhut yang lahir di Padang Sidimpuan lebih dari 40 tahun yang lalu mengatakan, ibukota Tapsel idealnya Batang Toru.

Berdasarkan ketetapan pemerintah pusat, kota kecamatan di Sipirok ditetapkan menjadi ibukota Tapsel sehubungan dengan pemekaran Tapsel menjadi beberapa kabupaten dan Padang Sidimpuan menjadi pemko yang berdiri sendiri. Akan tetapi Bupati Tapsel, Ongku P. Hasibuan masih tetap ngotot berkantor di Padang Sidimpuan dan berkesan seperti tidak mau pindah dengan berbagai alasan.



Kabupaten Tapsel yang luasnya seperempat wilayah Provinsi Sumut, dimekarkan menjadi beberapa kabupaten dan kota. Sekitar 10 tahun yang lalu dibentuklah Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dengan ibukota Panyabungan, yang merupakan pemekaran pertama Tapsel.

Pada tahun 2008 yang lalu kabupaten ini dimekarkan kembali dengan munculnya Kabupaten Padang Lawas (Palas) yang beribukota Sibuhuan dan Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) dengan ibukota Gunung Tua. Kota Padang Sidimpuan naik peringkat dari kota administratif menjadi pemerintahan kota.

Perkembangan ini memaksa ibukota Tapsel harus pindah ke Sipirok. Walau pun surat teguran dari Gubernur Sumut sudah dilayangkan pada Bupati Tapsel, namun Ongku Hasibuan sepertinya tidak peduli. Ongku malah minta dukungan dana lebih dari Rp 100 milyar pada Gubsu untuk pembangunan perkantoran bupati dan lahan lebih dari 140 ha dari Dep Kehutanan untuk kompleks perkantoran.

Menurut nyonya Hutasuhut, jarak Padang Sidimpuan dengan Batang Toru sekitar 30 km, demikian juga jarak Sipirok dengan Padang Sidimpuan 30 km. Jika ibukota dipindahkan ke Sipirok, ada kawasan di Tapsel yang sangat kepayahan untuk mencapai ibukota, karena terasa demikian jauh. Untuk itu idealnya ibukota Tapsel ditetapkan di Batang Toru, jalan dari arah Padang Sidimpuan ke Sibolga.

Namun nyonya Hutasuhut mengakui, ia tidak berani mengkampanyekan perubahan ibukota ini, karena kelak orang-orang Sipirok akan murka. Masalahnya, orang-orang Sipirok sangat berharap agar ibukota kabupaten segera dipindahkan ke tempat mereka. Sebaliknya Ongku Hasibuan yang juga orang Sipirok malah ngotot untuk bertahan di Padang Sidimpuan.

Berita Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Berita Medan :

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost