Batangtoru - Kericuhan di batangtoru sampai saat ini tetap saja membara dan tak ada hentinya dengan permasalahan tambang emas yang tidak ada habisnya seperti kejadian kerusuhan tadi siang dibatangtoru .Dari Pihak kepolisian telah mengamankan sekitar 30-an warga yang terkait kerusuhan demo
tolak penanaman pipa tambang emas martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara
(Sumut). Pemeriksaan terhadap warga itu pun masih dilakukan hingga sampai malam ini. Kepala
Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro
menyebutkan saat ini situasi sudah kondusif dan terkontrol dan Sejumlah personel aparat polisi
masih berada di lokasi untuk melakukan pengamanan. Setelah Memberikan
keterangan usai meninjau Polsek Batangtoru, Wisjnu menyatakan ada 30-an
orang yang sudah diamankan terkait masalah ini. Mereka ditangkap karena
diduga terlibat dalam aksi anarkis hari ini. "Status belum
sebagai tersangka, masih diperiksa, jika tak terbukti akan dipulangkan,"
kata Wisjnu kepada wartawan, Selasa (30/10/2012). Aksi ricuh demonstrasi ribuan warga Kecamatan Batangtoru dan Kecamatan Muara
Batangtoru itu masih tetap dipicu penolakan terhadap rencana pemasangan pipa limbah
perusahaan tambang emas PT Agincourt Resources, anak perusahaan
G-Resources Group Ltd. Pipa itu akan mengalirkan limbah ke Sungai
Batangtoru dan dikhawatirlan mencemari sungai yang menjadi sumber
kehidupan masyarakat. Aksi itu berakhir ricuh. Sebagian warga
bertindak anarkis dengan membakar satu mobil dan merusak delapan mobil
lainnya. Massa juga membakar rumah dinas dan kantor Camat Muara
Batangtoru. Perusakan juga dilakukan massa terhadap Kantor Polsek
Batangtoru. Dalam kasus ini, tiga polisi juga dilaporkan mengalami luka
karena saling lempar dengan warga.
Aksi anarkis massa di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera
Utara (Sumut) turut merusak Mapolsek Batangtoru. Hampir seluruh ruangan
di dalam polsek mengalami kerusakan.
Keterangan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso menyebutkan saat massa merangsek masuk ke Mapolsek pada Selasa (30/10) siang, personel yang ada di lokasi hanya enam orang, dan ada dua keluarga yang berdiam di asrama polisi.
Sebelumnya massa yang semula berjumlah sekitar 200 orang, hanya berdemo dan memblokir jalan di Jalan Batangtoru–Sibolga, simpang Aek Langge, Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Tapsel.
Ketika tim Pengendalian Massa (Dalmas) berusaha membubarkan massa sekitar pukul 10.30 WIB, sebagian ada yang melempari petugas. Dengan kawalan kendaraan taktis, polisi kemudian melemparkan gas air mata. Saat bersamaan sebagian massa sudah mengarah ke polsek.
"Massa mulai melempari mapolsek dan berteriak, ‘serbu’ dan langsung menuju polsek dan melakukan perusakan," kata Kombes Heru, Selasa (30/10/2012) malam.
Ruangan polsek yang rusak tersebut yakni ruang kapolsek, ruang kanit reskrim, ruang kanit intel, ruang kanit lantas, ruang penjagaan, ruang SI UM, plang polsek, serta enam pintu rumah yang ada di asrama polsek.
Di gedung ini, massa juga merusak sejumlah mobil, yakni mobil dinas Polsek Batangtoru jenis Mitsubishi Kuda, Kijang Grand BK 446 US, Kijang Super BK 1557 LV, dan Colt Diesel BB 9022 FP.
Usai dari polsek, massa kemudian menuju Kantor Camat Batangtoru. Di sini massa merusak ruangan yang ada di dalam kantor termasuk ruang tunggu, serta merusak rumah dinas camat. Di sini, massa pun merusak sejumlah mobil. Kendaraan yang dirusak itu, yakni mobil Perpustakaan Keliling jenis Daihatsu Grand Max nomor polisi B 9607 FA, mobil milik Kesbang Linmas Tapsel jenis TS Terios BB 1034 G, mobil operasional Satpol PP Tapsel jenis L200 Hilux BB 8026 G, mobil Kijang Innova BB 668 FA. Sedangkan mobil yang dibakar massa adalah Suzuki Katana BK 1951 EV. Dalam perkembangan aksi, massa yang berdemo semakin banyak. Tindak anarkis juga melebar ke Kecamatan Muara Batangtoru. Mereka membakar rumah dinas dan Kantor Camat Muara Batangtoru. Di kedua tempat ini, polisi menangkap 37 orang yang diduga sebagai pelaku dan masih menjalani pemeriksaan sampai sekarang.
Keterangan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso menyebutkan saat massa merangsek masuk ke Mapolsek pada Selasa (30/10) siang, personel yang ada di lokasi hanya enam orang, dan ada dua keluarga yang berdiam di asrama polisi.
Sebelumnya massa yang semula berjumlah sekitar 200 orang, hanya berdemo dan memblokir jalan di Jalan Batangtoru–Sibolga, simpang Aek Langge, Desa Napa, Kecamatan Batangtoru, Tapsel.
Ketika tim Pengendalian Massa (Dalmas) berusaha membubarkan massa sekitar pukul 10.30 WIB, sebagian ada yang melempari petugas. Dengan kawalan kendaraan taktis, polisi kemudian melemparkan gas air mata. Saat bersamaan sebagian massa sudah mengarah ke polsek.
"Massa mulai melempari mapolsek dan berteriak, ‘serbu’ dan langsung menuju polsek dan melakukan perusakan," kata Kombes Heru, Selasa (30/10/2012) malam.
Ruangan polsek yang rusak tersebut yakni ruang kapolsek, ruang kanit reskrim, ruang kanit intel, ruang kanit lantas, ruang penjagaan, ruang SI UM, plang polsek, serta enam pintu rumah yang ada di asrama polsek.
Di gedung ini, massa juga merusak sejumlah mobil, yakni mobil dinas Polsek Batangtoru jenis Mitsubishi Kuda, Kijang Grand BK 446 US, Kijang Super BK 1557 LV, dan Colt Diesel BB 9022 FP.
Usai dari polsek, massa kemudian menuju Kantor Camat Batangtoru. Di sini massa merusak ruangan yang ada di dalam kantor termasuk ruang tunggu, serta merusak rumah dinas camat. Di sini, massa pun merusak sejumlah mobil. Kendaraan yang dirusak itu, yakni mobil Perpustakaan Keliling jenis Daihatsu Grand Max nomor polisi B 9607 FA, mobil milik Kesbang Linmas Tapsel jenis TS Terios BB 1034 G, mobil operasional Satpol PP Tapsel jenis L200 Hilux BB 8026 G, mobil Kijang Innova BB 668 FA. Sedangkan mobil yang dibakar massa adalah Suzuki Katana BK 1951 EV. Dalam perkembangan aksi, massa yang berdemo semakin banyak. Tindak anarkis juga melebar ke Kecamatan Muara Batangtoru. Mereka membakar rumah dinas dan Kantor Camat Muara Batangtoru. Di kedua tempat ini, polisi menangkap 37 orang yang diduga sebagai pelaku dan masih menjalani pemeriksaan sampai sekarang.
apakah kejadian itu tetap terjadi dan apakah pemerintah tetap diam melihat kerusuhan ini sampai terjadi pertumpahan darah? masyarakat batangtoru berharap kepada gubernur sumatera utara segera menyelesaikan konflik batangtoru ini sehingga tidak berlarut hingga lebih banyak pihak yang dirugikan. bagaimana menurut pendapat saudara dengan berita ini?berikan tanggapan anda?
5 komentar:
masalah ini jngn d pandang dari sisi penolakannya saja ini adalah akumulasi dari kekecewaan masyarakat terhadap kebijakan kebijakan pemerintah yg tdk pro rakyat serta kebijakan kebijakan perusahaan yg tidak mengindahkan dampak jangka panjang bagi kehidupan generasi batangtoru selanjutnya
keberadaan tambang emas di batangtoru sebenarnya tidak jelas mamfaatnya bagi masyarakat batangtoru kontribusi apa yg di berikan bagi masyarakat secara umum yg ada hanya kepentingan perseorangan atau kelompok...dengan saham kepemilikan 5% oleh pemerintah jelas pemerintah(pemkab tapsel)bukan pada posisi mengutamakan kepentingan masyarakat karena kepemilikan saham 5%tsbt bkn atas persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
komentar diatas saya tuliskan karena prihatin atas batangtoru (irwansyah pulungan)
ap kah batang toru akan bgini truz tdak ada k majuan ///
Hutan yang tetap lestari, satwa dan habitat yang ada disana jauh lebih berharga dari pada hasil penambangan yang banyak menimbulkan kerusakan alam. Beberapa rekan mahasiswa bahkan aktivis lingkungan yang melakukan penelitian ekologi di batangtoru mengaku kagum akan kekayaan hayati disana. Buat semua warga batang toru teruslah berjuang menyelamatkan lahan dan hutan yang ada. jangan sampai musnah, efek kerusakan lingkungan yang muncul sangat besar sekali, jangan sampai kita menyesal setelah menyerahkan lahan yang ada ke perusahaan tambang.
PErjuangkan kebaikan Alam, yang Allah berikan.
Posting Komentar